Kamis, 05 Desember 2013

(My Poem) Tak Terikat, karena tak Bersenyawa

Sepandang diri ini terperanjat dalam lamunan,
Sebatas hamparan ada, walau telah terbentang,
Selintas harapan dikenang, dan tak dapat lagi terhapuskan,
Kini yang ada hanyalah masa gemilang kemenangan.
Setumpuk kertas telah terhiasi lukisan pena,
Saat pena menari-nari indah, ia menuliskan segalanya.
Dari sejuta kisah dan harapan sang penulis,
Meski ia sendiri, bukanlah sebuah hal yang terbaca olehnya.

Waktu bergulir dengan cepatnya,
Tanpa terasa terhanyut dalam keheningan dan jua tawa.
Walau hanya bisa berbaur dalam waktu dan keadaan,
Namun takkan jua bisa menyatu dalam tutur kata, hati, dan juga rasa.
Segenap hati ingin rasanya membisu,
Selang waktu yang berlalu seolah mengikat sembilu,
Tak pernah terlewatkan tuk berubah,
Tampak sempurna hanya dalam kata.
Termangu sunyi tanpa terpaut hati,
Hanyut tapi tak ikut merasakan simpatiknya,
Terikat, meski tak senyawa, yang kian bercampur, dan berbaur,,,
Hingga menjadi bisu, diam di tempat.

Terhenyak fikiran melayang,
Dengan seruan orang ramai.
Tapi mereka tiada pernah perduli,
Hingga dilema hidup pun menyayat sang qalbu ini.
Coba berbaur dengan air,
Namun air memiliki ion yang berbaur.
Hendak bercampur dengan yang mana???
Karena memang tiada bisa senyawa, dan ia pun hanya tersenyum saja ^_^ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar