Allah Swt menyebut do’a adalah ibadah,
seperti dalam kandungan surat Al-Mukmin ayat 60, yang artinya : “Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku[1] akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina
dina."
[1].
Yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdoa kepada-Ku.
Rasulullah
Saw pernah bersabda, “Sesungguhnya do’a adalah ibadah” kemudian
beliau membaca ayat tersebut. Hanya Allah Swt yang Maha membalas do’a dan
permohonan setiap hamba-Nya. Berdo’a dengan ikhlas akan lebih menguatkan dalam
memperoleh pengharapan, karena dengan ikhlas lebih dapat dekat pada pasrah dan
sungguh-sungguh kembali kepada Allah Swt.
Allah
Swt telah memerintahkan hamba-Nya untuk berdo’a, dan Dia berjanji untuk
mengabulkannya. Yang di mana sebuah do’a yang dipanjatkan oleh seorang muslim
senantiasa berada dalam dua kondisi. Pertama seorang hamba-Nya berdo’a
dengan penuh harap, dalam mendapatkan segala keinginan yang ada di sisi Allah
Swt. baik berupa pahala maupun kebahagiaan di Dunia dan kenikmatan yang kekal
di Akhirat. Serta dengan kondisi yang kedua, yakni seorang hamba-Nya
berdo’a dengan rasa takut (cemas) terhadap segala sesuatu yang telah
dipersiapkan oleh Allah Swt bagi musuh-musuh-Nya, berupa siksa kekal, adzab,
dan neraka.
Sebagaimana
Firman Allah Swt yang artinya :
“Maka
Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami
jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang
selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka
berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas[2]. Dan mereka
adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami.”
(QS. Al- Anbiyaa’ : 90) [2].
Maksudnya: mengharap agar dikabulkan Allah doanya dan khawatir akan azabnya.
“Berdoalah
kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas[3].
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat
kepada orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. Al- A’raaf : 55-56)
[3].
Maksudnya: melampaui batas tentang yang diminta dan cara meminta.
Bukankah do’a itu merupakan senjata
orang mukmin?!!! Yang hanya kepada Allah Swt mereka meminta dan mengharap
segalanya. Karena do’a adalah ibadah murni yang tidak boleh diperuntukkan
kepada selain Allah Swt. Dan, sesungguhnya Allah Swt ialah dekat!
Dengan do’a, sesorang dapat beribadah secara optimal kepada Rabbnya. Oleh karena
itu, maka barangsiapa meninggalkan do’a dengan perbuatannya seolah-olah ia
menyatakan bahwa dirinya tidak membutuhkan Allah, hal ini akan menyebabkan
turunnya murka Allah Swt. akan tetapi, seringkali manusia lalai untuk bisa
bersyukur kepada Allah Swt. sehingga ketika permasalahannya diselesaikan
melalui do’a, ia pun lupa bahwa Allah Swt yang mengatasi segala persoalannya. Ingatlah!!!
Allah Swt murka, jika kami tidak meminta kepada-Nya. Namun jika manusia
ketika ia diminta, maka dia marah.:D
Sungguh, do’a bukan hanya sesuatu yang
diperintahkan, tetapi dengan do’a jua bisa mengantarkan sang pelakunya untuk
mendapatkan pahala dari sisi-Nya. Adapun keutamaan do’a lainnya, Rasulullah Saw
bersabda, “Tidak ada yang (bisa) menolak Qadla, kecuali do’a. Dan tidak ada yang
(bisa) menambah umur kecuali kebajikan.” (HR. Ibnu Majah: I/35)